PUISI BIMA SAKTI
Pagi ini secangkir teh manis menemani,
mencuri start di pagi hari menunggu, melangkah,
dan menjalani,
Namun tak ada niat dan tujuan di setiap sisi.
Kali ini ku pergi, Niat telah terkunci di jantung hati,
langkah telah ku jalani, apa daya keberuntungan yang tak bertepi.
Seringkali bertanya pada diri, siapa yang tersakiti?
Ada apa dengan hidup yang ku jalani?
terbilang hidup seakan telah mati,
terbilang mati tapi ku masih menjalani.
Siapa disini yang telah tersakiti? Beraninya dia buat aku seperti ini,
sendiri meratapi semua yang terlewati.
Hingga akhirnya ku melangkah pergi
mencoba mencari kesejatian diri.
Komentar