PAWAI OBOR MENYAMBUT TAHUN BARU ISLAM 1436 HIJRIAH

Assalamu'alaikum Wr Wb.
Puji syukur atas kehadran Allah swt. Yang telah memberikan kita nikmat iman maupun sehat. 
Dan tak lupa juga kepada Baginda Nabi besar Muhammad Saw. Semoga kita menjadi bagian dari Rahmat-Nya
Kali ini saya akan membagikan sebuah antusiasme dari warga cimanggu raya dalam menyambut tahun baru islam 1436 Hijriyah.

Persiapan membuat obor dalam menyambut tahun baru islam 1436 Hijriah, oleh kalangan remaja, remako dan anak-anak cimanggu.


Pawai obor pun di mulai pada pukul 19.30 - 22.00 wib berjalan sambil melantunkan shalawat kepada baginda Nabi besar Muhammad saw. dari Kp, cimanggu  Rt 02/01, Desa cimanggu 1, kec, cibungbulang kab bogor.




Menuju desa, ciaruten - jatake - cisaeur - cibungbulang - kp, kelapa - cibatok - sampai kembali lagi ke kp, Cimanggu Rt 02/01 desa cimanggu 1 kec, cibungbulang - bogor.

Acara ini di dukung penuh oleh jajaran pemerintahan maupun tokoh agama di tempat, dan segenap warga CIMANGGU RAYA dari mulai bapak-bapak, ibu-ibu,  pemuda/i, sampai anak-anak.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pray For Gaza

Gambar
Palestina... Dukamu adalah duka kami semua Tangismu adalah tangis kami semua Lukamu adalah luka kami semua Tangismu adalah tangis kami semua Ketika engkau terjamah tangan-tangan serigala Ketika timah panas menghempaskan jiwa Kau coba menghalau duka dengan asa tersisa Hanya airmata iringi doa Palestina terluka Al Aqsha pun tlah ternista Tumpah darah bakar amarah Hancurkan makar durjana Janji Allah tlah pasti Terlaknat kaumYahudi Kota suci para Nabi Medan jihad abadi Batu-batu intifdhah kan jadi saksi Hapuslah air matamu duhai Al Aqsha Kami takkan pernah rela engkau ternoda Kami pasti kan membela kau kan bebas merdeka Gematakbir intifadha terus mengangkasa By: izzatul islam 
Baca selengkapnya

PUISI BIMA SAKTI

Pagi ini secangkir teh manis menemani,  mencuri start di pagi hari menunggu, melangkah,  dan menjalani, Namun tak ada niat dan tujuan di setiap sisi. Kali ini ku pergi, Niat telah terkunci di jantung hati,  langkah telah ku jalani, apa daya keberuntungan yang tak bertepi. Seringkali bertanya pada diri, siapa yang tersakiti?  Ada apa dengan hidup yang ku jalani? terbilang hidup seakan telah mati,  terbilang mati tapi ku masih menjalani. Siapa disini yang telah tersakiti? Beraninya dia buat aku seperti ini,  sendiri meratapi semua yang terlewati. Hingga akhirnya ku melangkah pergi  mencoba mencari kesejatian diri.
Baca selengkapnya